KARYA TULIS

Internalisasi nilai-nilai Sumpah Pemuda

Oleh : Dewi Furusin Marfuah, S.Pd.I.
Dalam masyarakatkita, terdapat fenomena “pencarian jati diri” kaum muda, sebagai akibatnya antara lain adalah modifikasi motor dan mobil yang nyeleneh ,variasi gaya rambut warna-warni, genre musik yang menghentak-hentak, atau koreo dance yang ekstrem. Melihat fenomena tersebut, masalah social budaya bangsa dianggap krusial untuk dicermati. Hal ini tentu menuntut peran pemuda sebagai agent of change untuk memperbaiki nilai-nilai sosial yang mulai carut-marut.
Salah satu upaya preventif terhadap fenomena di atas adalah dengan melakukan penghayatan kembali nilai-nilai Sumpah Pemuda sebagai penentu arah dan jati diri bangsa. Menengok sejarah kemerdekaan Indonesia, ada fakta bahwa kemerdekaan kita tidak terlepas dari peran pemuda. Pemuda-pemuda Indonesia berinisiatif mengikrarkan sumpah saling menyatukan diri, yakni “SumpahPemuda”. Tiga butir sumpah yang telah diucapkan oleh para pemuda secara tidak langsung menjadi pemantik semangat pemuda untuk meraih kemerdekaan. Soekarno menyatakan “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”. Fenomena social budaya sekarang terasa sangat mengeruhkan semangat SumpahPemuda. Para pemuda terkadang lupa akan jati diri mereka, bahkan secara terang-terangan mereka menolak identitasnya sebagai anak bangsa. Mereka lebih bangga mengikuti trend Barat dalam berbudaya dan berkehidupan sosial. Jika hal ini tidak diatasi, maka impian pemuda Indonesia menjadi Generasi Emas di masa depan hanyalah semu.
Agresifnya pengaruh modernisasi budaya dapat membahayakan jati diri bangsa. Ambisi dalam tataran hegemoni memegang pengaruh dalam politik, ekonomi, budaya, dan militer pada umumnya dirintis melalui pendekatan kebudayaan. Banyaknya anggota masyarakat yang bersikap individualis mencabut jati diri bangsa yang mengutamakan kebersamaan. Sikap kegotong-royongan sebagai cirri khas masyarakat Indonesia di perkotaan berubah menjadi apatis, terutama di perkotaan. Fenomena pasca modern praktis akan mempengaruhi mekanisme kehidupan social dan menjadi referensi kehidupan yang tidak dapat ditolak. Karena itu pemuda Indonesia harus siap menghadapi setiap fenomena yang muncul di era ini. Perlu adanya konsep hidup yang bersandar pada otentisitas sebagai ekspresi pengungkapan diri yang tidak hanya meniru dan kering inspirasi.
Tanpa gaya hidup sehat, sifat yang mengerdilkan nilai kemanusiaan akan mendominasi. Mati lemasnya semangat kebangsaan dan kesadaran identitas bangsa di kalangan pemuda menimbulkan pola hidup yang konsumtif, hedonis, individualis, dan saling menindas. Pemberdayaan pemuda guna meningkatkan martabat bangsa harus kita galakkan. Jika banyak anggota legislatif, eksekutif, dan yudikatif berasal dari pemuda yang memiliki semangat membara diikuti pemikiran visioner maka Indonesia akan menjadi bangsa yang tidak hanya cerdas secara intelektual namun juga secara aptitude dan attitude.
Keberagaman budaya dan karakter kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia sudah saatnya kita banggakan dan gaungkan ke permukaan. Keberagaman dan keunikan yang tidak dimiliki oleh semua Negara harus bias menjadi modal perekat bangsa. Ciri modernitas sebagai wujud implementasi Sumpah Pemuda adalah “PemudaVisionerdanBerkarakter”.
Praktik generasi yang “visioner dan berkarakter” dilandasi spirit nilai-nilai sumpah pemuda antara lain adalah: Visi bertanah air satu diwujudkan dengan “Indonesia Berbakti” yang mana merupakan suatu langkah konkret melalui anak daerah yang kembali memajukan kampong halamannya. Lalu, visi berbangsa yang satu diwujudkan dengan “Indonesia Berbudaya” dengan menghimpun seluruh kebudayaan Indonesia dalam sebuah gelaran tahunan lingkup nasional. Selanjutnya adalah visi berbahasa yang satu diwujudkan dengan “PELBA” (Pelatihan Bahasa), kemudian diwujudkan pula dalam cinta tanah air, semangat kebangsaan yang tinggi, dan berbahasa santun.
Menyongsong masa depan Indonesia, banyak yang harus dipersiapkan oleh pemuda. Pemuda Indonesia musti mandiri dalam segala aspek. Karena itu, menghidupkan kembali spirit nilai-nilai Sumpah Pemuda menjadi langkah konkret untuk mengatasi krisis social budaya. Internalisasi nilai-nilai Sumpah Pemuda begitu urgen ditanamkan dalam jiwa-jiwa pemuda untuk menjaga integritas dan eksistensi bangsa Indonesia di masa depan.